Selasa, 13 Oktober 2015

Oh Takdirku


Oh Takdirku....
Aku hanyalah debu diantara butiran debu tak berbilang. Terselip di dalam rerimbunan debu padang gersang. Hingga aku terbawa angin terseret badai garang. Atau terinjak dan menempel diantara tapak kaki para pengembara padang.

Oh Takdirku....
Terkadang kau membawaku terbang melayang melintasi rasi bintang bintang. Terkadang kau membawaku terjun menyusuri dasar lembah dan jurang. Terkadang kau membuatku bahagia dan tersenyum senang. Dan terkadang kau juga menghadiahiku airmata yang berlinang.

Oh Takdirku....
Bawalah aku kemanapun yang engkau kehendaki dan engkau senang. Meski aku harus terbakar remuk dan menjadi arang. Lalu arangku melayang tersapu angin atau larut terseret air kemudian menghilang. Hilang hilang hilang dan hilang hingga tak dapat lagi untuk dipandang.

Oh Takdirku....
Sampaikan salamku pada Pelukis mu yang tersayang. Mohonkan kepadaNya untuk mengajariku bisa menghilang. Supaya aku dapat bergerak leluasa mengikutimu tanpa halang. Meski aku tak akan pernah dapat dipandang dan tak kan pula pernah dikenang.